MODUL 3 : Aplikasi ESP 32 SPI



Kontrol Tanaman Bayam Menggunakan PH Sensor, Sensor DHT22, dan Sensor Infrared


1. Pendahuluan [Kembali]

Optimasi pertumbuhan tanaman bayam melalui kontrol lingkungan menjadi fokus utama dalam pertanian modern. Penerapan teknologi sensor, PH Sensor, Sensor DHT11, dan Sensor Infrared memberikan solusi cerdas untuk mengelola parameter kritis tanaman. Dengan pemantauan suhu udara, kelembaban tanah, tingkat keasaman tanah, dan hama secara real-time, sistem kontrol ini memungkinkan petani untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap kebutuhan tanaman. Pendekatan inovatif ini diharapkan meningkatkan efisiensi produksi dan keberlanjutan pertanian, menciptakan hasil bayam yang lebih sehat dan berkelanjutan.

2. Tujuan [Kembali]

  1. Merangkai dan menguji aplikasi output pada mikrokontroller Arduino
  2. Merangkai dan menguji input pada mikrokontroller Arduino
  3. Merangkai dan menguji I/O pada mikrokontroller Arduino 
  4. Mengetahui bentuk rangkaian dan mensimulasikan pengaplikasian mikrokontroller Arduino pada software proteus. 

3. Alat dan Bahan [Kembali]

    A. ALAT
         Instrumen
         1) Voltmeter DC 

            Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter

          Terminals Mode

         1) Power Suply

          Generator

         1) Baterai

    B. BAHAN

  1) Resistor

Spesifikasi:


Komponen Input: 

1. Sensor PH Meter

2. Sensor DHT11

3. Sensor Infrared

4. Motor DC

 Spesifikasi item:

o   Tanpa kecepatan beban 12000 ± 15% rpm

o   Tidak ada arus beban =280mA

o   Tegangan operasi 1.5 - 9 VDC

o   Mulai Torsi =250g.cm (menurut blade yang dikembangkan sendiri)

o   mulai saat ini =5A

o   Resistansi Isolasi di atas 10O antara casing dan terminal DV 100V

o   Arah Rotasi CW: Terminal [+] terhubung ke catu daya positif, terminal [-] terhubung ke nagative

o   daya, searah jarum jam dianggap oleh arah poros keluaran

o   celah poros 0,05-0,35mm


5. Potensiometer


Komponen Output

1. Lampu

A. Spesifikasi :

- Higher lumen output: from 1850 lm to 4900 lm

- Almost constant lumen maintenance throughout the entire life of the lamp due to Luxline Plus triphosphor technology

- High colour rendering (Ra85/Class1B)

- For electronic ballast operation only giving greater efficiency and advantages in improved starting and life performance

- Optimised ambient operating temperature at 35° C (max lumen output) allows compact luminaire designs

- Reduced storage volume and transportation costs

- Average rated life: up to 20000 hours


2. LED-red dan LED-yellow

3. Motor DC

                Spesifikasi Motor DC


        Komponen Lainnya
        Mikrokontroler
        1) ESP 32



4. Dasar Teori [Kembali]

A. Komponen Input
-Sensor PH
Sensor pH merupakan ini digunakan untuk mengukur kadar pH yang terkandung pada tanki air hidroponik. Sensor ini beroperasi pada tegangan 3.4 hingga 5 Volt dan suhu operasi 5 hingga 60 derajat celcius. Sensor pH digunakan untuk mengukur kandungan asam pada tank nutrisi air pada kebun hidroponik. 

Sensor pH meter merupakan suatu sensor yang dapat melakukan pengukuran tingkat kadar keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh cairan/larutan. Cara bekerja dari sensor pH air yang utama berada di bagian sensor probe dengan material terbuat dari elektroda kaca, dimana pada elektroda kaca tersebut terdapat larutan HCL yang terdapat pada bagian ujung sensor probe, sensor probe tersebit akan mengukur besaran nilai ion H3O + pada suatu larutan sehingga dapat mengetahui kadar PH pada suatu larutan/cairan[8]. Elektroda sensor pada sensor PH air terbentuk dari bahan lapisan kaca yang sensitif dengan impendasi yang kecil oleh sebab itu dapat mendapatkan hasil pembacaaan dan penilaian yang stabil dan cepat pada suhu cairan/larutan tinggi maupun rendah. Hasil dari pembacaan nilai sensor PH bisa didapatkan oleh mikrokontroler dengan menggunakan antarmuka PH 2.0 yang sudah ada pada modul sensor PH air. Sensor PH air ini sangat baik untuk digunakan dalam melakukan pembacaan kadar PH cairan dengan interval waktu yang lama.
Grafik respon sensor PH adalah : 

Sensor pH adalah sensor yang digunakan untuk mengetahui derajat keasaman. pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan larutan. Prinsip utama kerja pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektroda kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H30+ di dalam larutan. Dalam penggunaannya, sensor pH perlu dikalibrasi berkala agar keakuratannya dapat terjaga. Beberapa produsen sensor pH pada umumnya menyertakan instrumen untuk melakukan kalibrasi secara manual. Jika sensor pH dihubungjan dengan Arduino Uno, kalibrasi dapat dilakukan melalui program antarmuka kalibrasi sensor pH (pengembangan dari library sensor pH yang sudah tersedia). Hasil kalibrasi tersebut kemudian disimpan dalam EEPROM agar dapat digunakan untuk pengukuran normal.

 Spesifikasi:

- Catu Daya 5 V
- Ukuran Modul: 43 mm x 32 mm
- Jangkauan Pengukuran: 0 - 14 pH
- Temperatur Kerja: 0°C - 60°C
- Akurasi: ± 0.1 pH (25°C)
- Respon Waktu: = 1 menit
- Jenis Konektor: BNC
- Antarmuka: PH 2.0
- Gain Adjustment: Potensiometer 
- Indikator Daya: LED 

 

-Sensor Infrared

Infrared (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infrared, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier). Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP.

Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP ( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.

Dari grafik dapat disimpilkan bahwa semakin jauh jarak benda maka semakin kecil output nya, dan begitu juga sebaliknya.

Dari grafik dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitass cahaya maka semakin rendah nilai resistansi dan sebaliknya.

Grafik Respon Sensor Infrared:

 

Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.  

-Sensor DHT22

Sensor DHT11 merupakan salah satu dari beberapa sensor suhu jenis DHT. Sensor ini dapat mengukur data kelembaban beserta suhu, kemudian data yang diperoleh, secara otomatis setiap 2 detil sekali sensor ini akan mengirimkan sinyal data ke pinout data pada sensor tersebut. Sensor ini beroperasi pada tegangan 3 hingga 5 Volt DC dengan arus maksimal 2.5 mili ampere. Suhu yang dapat diukur oleh sensor ini berkisar antara - 40 hingga 80 derajat celcius, dan kelembaban dari 0 hingga 100%.  Sensor DHT22 yang merupakan sensor kelembaban adalah konsentrasi uap air yang ada di dalam air. Uap air, merupakan bentuk gas dari air, umumnya tidak terlihat oleh mata manusia. Konsumsi arus pada saat pengukuran antara 1 hingga 1,5 mA. Konsums iarus pada mode siaga adalah 40 sampai 50 mA. Sinyal keluaran digital lewat bus tunggal dengan kecepatan 5 ms / operasi (MSB-first). Sensitivitas sebesar 0,1% untuk pengukuran suhu dan kelembaban. 
DHT11 merupakan sebuah sensor kelembaban dan suhu, komponen ini mempunyai output sinyal digital yang dikalibrasi dengan sensor kelembaban dan suhu yang kompleks,sinyal transmisi jarak pada ruangan hingga 20 meter.
Cara kerja dari rangkaian ini sangat sederhana dimana sensor DHT11/22 akan mengeluarkan output berupa nilai analog berdasarkan hasil pengukuran suhu dan kelembaban ruangan. Nilai analog ini yang kemudian akan diterjemahkan oleh arduino menjadi nilai suhu (dalam bentuk ºC) dan kelembaban ruangan (dalam bentuk %). 

Spesifikasi DHT22: 
    • Tegangan kerja = 3.3V-5V.
    • Arus maksimum = 2.5mA
    • Range pengukuran kelembaban = 20%-80%
    • Akurasi pengukuran kelembaban = 5%
    • Range pengukuran suhu = 0°C-50°C
    • Akurasi pengukuran suhu = 2°C
    • Kecepatan pengambilan sampel tidak lebih dari 1 Hz (setiap detik)
    • Ukuran = 15.5 mm x 12 mm x 5.5 mm
    • 4 pin dengan jarak 0,1 "

-Resistor

Resistor merupakan komponen pasif yang memiliki nilai resistansi tertentu dan berfungsi untuk menghambat jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya resistor nilai tetap (fixed resistor), resistor variabel (variabel resistor), thermistor, dan LDR.





Cara membaca nilai resistor

Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :

1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.

2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.

3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.

 4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n).

5. Gelang terakhir merupakan nilai toleransi dari resistor

B. Komponen Output

- Motor DC

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti

Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

- Lampu


Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.

C. Komponen Lainnya

-ESP 32
ESP32 adalah chip dengan WiFi 2.4 GHz dan bluetooth dengan desain teknologi 40 nm yang dirancang untuk daya dan kinerja radio terbaik yang menunjukkan ketahanan, keserbagunaan dan keandalan dalam berbagai aplikasi dan skenario daya (Espressif Sistem, 2019). ESP32 merupakan sebuah modul mikrokontroler dengan fitur mode ganda yakni WiFi dan bluetooth yang digunakan untuk mempermudah pengguna dalam membuat berbagai sistem aplikasi dan projek berbasis IoT (Internet of Things). ESP32 adalah mikrokontroler yang diperkenalkan oleh Espressif System dan merupakan penerus dari ESP8266, ESP32 memiliki banyak fitur tambahan dan keunggulan dibandingkan generasi sebelumnya. Pada ESP32 terdapat inti CPU serta Wi-Fi yang lebih cepat, GPIO yang lebih banyak, dan dukungan terhadap Bluetooth 4.2, serta konsumsi daya yang rendah, sehingga sangat cocok untuk membuat beberapa proyek-proyek elektronika berbasis Internet of Things. Bentuk fisik Modul ESP32 dapat dilihat pada Gambar


a. Spesifikasi ESP32 
Keluarga ESP32 termasuk dalam chip ESP32-D0WDQ6 (ESP32-D0WD), ESP32- D2WD, ESP32-S0WD, dan sistem dalam paket (SiP) ESP32-PICO-D4. Mikroprosesor yang digunakan oleh ESP32 adalah Tensilica Xtensa LX6 dual-core atau single-core dengan clock rate hingga 240 MHz. Dengan rilisnya ESP32, Espressif System juga menawarkan fitur-fitur yang tertanam pada ESP32, dimana dengan dimensi yang kecil (25.5 x 18.0 x 2.8mm) modul
ini sangat mudah digunakan karena komponennya sudah terintegrasi dengan built-in antenna switches, RF balun, power amplifier, low-noise receive amplifier, filters, and power management modules. ESP32 memiliki spesifikasi seperti yang ditampilkan pada tabel

b. Keunggulan ESP32 Keunggulan mikrokontroler ESP32 dibanding dengan mikrokontroler yang lain, terlihat dari pin out nya yang lebih banyak, pin analog lebih banyak, memori yang lebih besar, terdapat bluetooth 4.0 low energy serta tersedia WiFi yang memungkinkan untuk mengaplikasikan Internet of Things (IoT) dengan mikokontroler ESP32 (Imran, 2020). Perbedaan ESP32 dengan mikrokontroler lain ditunjukan pada Tabel
c. Konfigurasi Pin ESP32 Chip ESP32 memiliki 48 pin dengan fungsi yang berbeda-beda, tidak semua pin dapat dilihat pada chip ESP32 dan ada beberapa pin yang tidak dapat digunakan menunjukan konfigurasi pin chip ESP32. Fitur-fitur pada chip ESP32 diantaranya (Rui Santos & Santos, 2018): 
1. 18 Analog-to-Digital Converter (ADC) channels 
2. 3 SPI interfaces 
3. 3 UART interfaces 
4. 2 I2C interfaces 
5. 16 PWM output channels 
6. 2 Digital-to-Analog Converters (DAC) 
7. 2 I2S interfaces 
8. 10 Capacitive sensing GPIOs
d. Board ESP32 DEVKIT Espressif System mengeluarkan beberapa model board ESP32 untuk menunjang para pengguna yang ingin membuat proyek elektronika berbasis Internet of Things, salah satu model yang dikeluarkan oleh Espressif System yaitu ESP32 Development Kit (Board untuk membuat aplikasi IoT dengan ESP32) atau ESP32 DEVKIT V1. Bentuk fisik Board ESP32 DEVKIT V1 dapat dilihat pada Gambar 6. Fitur-fitur dasar pada board ESP32 DEVKIT V1 diantaranya (Rui Santos & Santos, 2018) : 
1. Jumlah pin : 30 meliputi pin tegangan dan GPIO. 
2. 15 pin ADC (Analog to Digital Converter) 
3. 3 UART Interface 
4. 3 SPI Interface 
5. 2 I2C Interface
6. 16 pin PWM (Pulse Width Modulation) 
7. 2 pin DAC (Digital to Analog Converter)

5. Percobaan [Kembali]

a. Prosedur[Kembali]

1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan

2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen

3. Cari komponen yang diperlukan di library proteus

4. Rangkailah Rangkaian sesuai dengan gambar dibawah

5. jika ingin mensimulasikan jangan lupa masukkan libarary arduiono 

6. Coba dijalankan rangkaian apabila ouput LCD (hidup) maka rangkaian bisa digunakan


b. Hardware dan Diagram Block[Kembali]
- Hardware
  • ESP 32
  • Sensor DHT22
  • Sensor Infrared
  • Sensor PH Meter
  • LED
  • Motor DC

-Diagram Blok

c. Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja[Kembali]
Pada rangkaian percobaan diatas merupakan contoh rangkaian yang dalam penggunaannya menggunakan 3 buah sensor (Sensor Infrared, Sensor DHT22, dan Sensor PH Meter) sebagai input serta LED, danmotor sebagai output yang terhubung langsung dengan ESP32. 

d. Flowchart dan Listing Program [Kembali]
- Flowchart


- Listing Program

e. Kondisi [Kembali]

A. KONTROL KELEMBABAN TANAH TANAMAN BAYAM

Untuk sensor DHT22, kelembapan yang menjadi acuan adalah 50-60% dimana saat kelembapan diatas 60% mengindikasikan tanah lembab, sedangkan resistansi dibawah 50% mengindikasikan tanah kering. Sedangkan untuk suhu yang menjadi acuan adalah 24-27 derajat, dimana saat suhu diatas 27 derajat dianggap sebagai suhu ideal untuk menyiram tanaman, sedangkan suhu dibawah 27 derajat dianggap kurang ideal.

Kondisi 1 : Tanah Kering dan Suhu < 27 Derajat

Kondisi ini terjadi ketika sensor DHT22 membaca besar suhu yang terdeteksi oleh sensor DHT22 yaitu 26 derajat celcius dan sensor DHT22 mendeteksi besar kelembapan yang terbaca sebesar 49%. Dimana pada saat kondisi ini artinya “Tanah Kering dan Suhu < 27 Derajat”

Karena pada kondisi ini terdeteksi tanah kering, maka akan mengaktifkan pompa air yang akan menyirami tanaman bayam.

Kondisi 2 : Tanah Kering dan Suhu >27 Derajat

Kondisi ini terjadi ketika sensor DHT22 membaca besar suhu yang terdeteksi oleh sensor DT22 yaitu 28 derajat celcius dan sensor DHT22 mendeteksi besar kelembapan yang terbaca sebesar 49%. Dimana pada saat kondisi ini yang artinya “Tanah Kering dan Suhu > 27 Derajat”

Karena pada kondisi ini terdeteksi tanah kering, maka akan mengaktifkan pompa air yang akan menyirami tanaman bayam.

Kondisi 3 : Tanah Lembab dan Suhu <27 Derajat

Pada kondisi ini sensor DHT22 akan mendeteksi tanah lembab yang mana kelembapan yang terbaca pada sensor DHT22 sebesar 51% dan suhu yang terdeteksi oleh sensor DHT22 yaitu 26 derajat celcius. Dimana pada saat kondisi ini yang artinya “Tanah Lembab dan Suhu < 27 Derajat”

Karena pada kondisi ini terdeteksi tanah lembap, maka tidak akan mengaktifkan pompa air yang akan menyirami tanaman bayam. Dan akan menghidupkan LED hijau yang menandakan bahwa tanaman bayam dalam kondisi lembap

Kondisi 4: Tanah Lembab dan Suhu >27 Derajat

Pada kondisi ini sensor DHT22 akan mendeteksi tanah lembab yang mana kelembapan yang terbaca pada sensor DHT22 sebesar 51% dan suhu yang terdeteksi oleh sensor DHT22 yaitu 28 derajat celcius. Dimana pada saat kondisi ini yang artinya “Tanah Lembab dan Suhu > 27 Derajat”

Karena pada kondisi ini terdeteksi tanah lembap, maka tidak akan mengaktifkan pompa air yang akan menyirami tanaman bayam. Dan akan menghidupkan LED hijau yang menandakan bahwa tanaman bayam dalam kondisi lembap

B. SISTEM PENGATURAN PH OTOMATIS

Pada sistem pengaturan ph otomatis, kita menggunakan sensor ph meter dimana sensor Ph meter dapat mendeteksi ph dari tanaman tersebut. 

Ketika PH yang terdeteksi pada tanaman bayam tersebut dalam kondisi normal (ph 6-7) maka menandakan kondisi ph dari tanaman bayam tersebut dalam kondisi normal. Tetapi ketika PH tanaman bayam yang terdeteksi oleh sensor PH meter <6 yaitu PH 5, maka hal tersebut menandakan kondisi dari PH tanaman bayam kurang baik dan akan menghidupkan motor dimana motor ini menandakan tanaman akan disirami oleh kapur pertanian (dolomit cair) sehingga PH dari tanaman bayam akan naik menjadi (PH 6-7) dan tanaman bayam dalam kondisi normal. Dan PH ini baik untuk pertumbuhan tanaman  bayam.

Tetapi ketika sensor PH mendeteksi keadaan PH pada tanaman bayam dalam keadaan normal yaitu rentang 6-7 maka akan menyalakan LED Kuning sebagai indikator bahwa PH tanaman bayam normal.

C. TERDETEKSI ADANYA SERANGGA PADA TANAMAN BAYAM

Pada kondisi ini ketika sensor infrared mendeteksi adanya pergerakan serangga pada tanaman bayam, maka sensor infrared akan aktif maka akan menghidupkan pompa air yang mana akan menyebabkan hama ulat daun berjatuhan.


f. Video Simulasi[Kembali]



Video Teori

  • video teori arduino

g. Download File[Kembali]

    Download HTML klik disini
    Download Rangkaian Simulasi Proteus klik disini
    Download Program Arduino klik disini
    Download Video Percobaan klik disini
    Download Library ESP 32 disini
    Download Library Sensor PH klik disini
    Download Library Sensor Infrared klik disini
    Download Library Sensor DHT22 klik disini
    Download Datasheet Arduino ESP 32 klik disini
    Download Datasheet Sensor DHT11 klik disini
    Download Datasheet Infrared Sensor klik disini
    Download Datasheet Sensor PH Meter klik disini

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS BESAR: KONTROL TANAMAN BAYAM PADA GREEN HOUSE

MODUL 1 : 8 x SWITCH SPDT DAN LCD

MODUL 2 : Kontrol Putaran Motor Stepper